BELAJAR MAKAN BIAR JADI MANUSIA
Apakah manusia pernah belajar? Bukan belajar matematika saja, tapi salah satunya belajar makan dengan baik dan benar biar lambung sehat sampai usia senjaa, weseehh.
Bukan belajar dalam arti sempit ya kids tapi, apakah manusia pernah belajar mengenai kesalahan yang dia lakukan di masa yang sudah terlewat? Apakah manusia pernah belajar mengenai keberhasilan yang dia capai kemarin siang? Apakah manusia pernah benar-benar mempelajari dirinya sendiri?
***
Ada berapa dari kita yang sebenarnya mampu mengetahui kesalahan maupun rumusan untuk menjadi berhasil. Kurasa ada banyak, tapi kenapa kita tidak jarang jatuh pada kesalahan yang sama atau berusaha merumuskan kembali caranya mengerjakan sesuatu hingga berhasil? Iya karena kita sebenarnya tidak pernah benar-benar belajar.
Sampai putih rambut kita, manusia tidak pernah diizinkan untuk berhenti belajar. Kenapa begitu? Sesederhana kenyataan bahwa tidak ada yang mau memberitahu kita tentang caranya hidup dengan benar kecuali insting bertahan hidup yang sebetulnya sudah kita miliki.
Tuntutan belajar sepanjang hayat ini seunik gagasan Ki Hajar Dewantara yang mengatakan bahwa manusia yang berbudi dan berdaya adalah manusia yang tidak melepaskan pendidikan yang adalah proses belajar dalam kehidupannya. Bukan pendidikan menjadi sarjana dengan ipk tinggi atau menjadi magister hingga doktor dengan masa studi tepat waktu, melainkan pendidikan kemanusiaan. Pendidikan yang isinya adalah merengkuh diri sendiri agar menjadi utuh, mampu bertahan dan tidak binasa pelan-pelan.
Dunia yang makin hari makin keras ini dapat menggerus manusia yang tidak mau belajar hingga menjadi butiran yang tertiup angin langsung tidak ada wujudnya lagi. Manusia yang tidak mau belajar dari apa yang telah dialami dan dilewati adalah manusia yang selamanya akan terus tergelincir kedalam kesalahan berulang. Repeat on repeat. Dia akan terus mengulangi kesalahan dan meratapi kesalahan yang sama. Seperti marmut merah jambu yang berlari di sebuah roda kalau katanya Raditya Dika. Merasa sudah hidup lama, tapi tidak benar-benar hidup untuk bertumbuh.
Sementara manusia yang senantiasa belajar dari apapun yang telah dilalui adalah manusia yang akan selalu menanjak naik. Meskipun suatu hari dia terjatuh, dia tahu caranya untuk naik lagi. Bukankah metafora ini sudah familiar ditelinga kita, kids?
Belajar seperti sedang mengasah ketajaman kita dalam membangun kehidupan kita sendiri. Dalam proses belajar, kita tidak akan lepas dari kegagalan, kesalahpahaman, kekecewaan karena tidak dapat memenuhi ekspektasi yang sudah ditentukan oleh diri sendiri. Belajar membuat kita kebal terhadap sakitnya terjatuh, untuk membuat kita lebih dewasa dengan kekayaan nilai yang menjadi alas berpikir. Lagi, belajar adalah seperti upaya kita untuk makan. Mungkin ada dari kalian yang tidak suka mengunyah makanan dan langsung menelan, tapi bukankah guru biologi kita pernah berkata bahwa, “makanan yang tidak dikunyah dengan benar akan membuat lambung kita bekerja lebih keras dan pada titik tertentu akan membuatnya sakit”. Jadi kids, sudahkah kamu mengunyah makananmu hari ini?