SEMUA BAIK-BAIK SAJA

Tiba-tiba kan aku kepikiran, indikator untuk mengukur bahwa diri sendiri sedang baik-baik saja itu apa ya?

Ya, kukira selama aku masih bisa hahahihi. Ketika kukira selama ini aku bisa bertahan dengan keren dan gagah, lagi penuh tanggung jawab, ternyata kagaak.

Tapi ternyata semua sedang berjalan dengan tidak baik-baik saja. Selama ini, atau mungkin kadang-kadang ya, aku gagal menjadi baik dalam hal apapun. Bahkan jujur dengan diri sendiri. Pantas Idgitaf menulis dalam nada bahwa dia takut menjadi dewasa. Mungkin ketakutan yang dirasakan Idgitaf bukan ketakutan dalam ranah badaniah, melainkan lebih ke rohaniah. Betapa menjadi dewasa harus pandai berdamai dengan situasi dan kondisi yang tidak kamu harapkan. Dan aku rindu semua yang ada dalam zona nyamanku. Aku belum berani menjadi dewasa dan jauh-jauh dari ketiak mamaku. Semuanya terakumulasi dan pada malam hari ini, di tempat kerja yang tinggal aku sendiri, sambil memutar lagu Tulus secara acak ku deklarasikan bahwa aku sedang tidak baik-baik saja.

Semoga besok aku bisa memeluk diri sendiri sambil menepuk pundakku dan berkata, “normal normal, ini semua normal dan aku bukan pecundang”. Terus memeluk dan menepuk pundak sendiri setiap hari sampai aku menemukan waktu yang tepat untuk pulang, meskipun di rumahpun aku tidak bisa melepas kehilangan yang aku tidak tau sedang kehilangan diri sendiri di gerbong mana..